UTS LANDASAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN 2017 (1)

 

UTS LANDASAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN 2017

Association of Educational Communication and Technology (AECT) telah merumuskan beberapa pengertian dan ruang lingkup Teknologi Pendidikan (TP) sejak tahun 1963 sampai 2008.  Pengertian dan ruang lingkup kajian Teknologi Pendidikan tersebut didasarkan pada perkembangan aktual ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempengaruhi sistem dan mekanisme pembelajaran. Saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, khususnya perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Perkembangan teknologi multimedia dan internet dengan segala aplikasinya dapat dijadikan sebagai sumber, bahan, dan media belajar untuk berbagai bidang ilmu. Pengembangan Teknologi Pendidikan akan terus menyelesaikan tantangan dan perubahan masyarakat untuk dapat memudahkan cara belajar dan membelajarkan manusia.       

 
Jawaban soal no 1:

 

Hampir di setiap rumah khususnya di perkotaan  terdapat perangkat komputer dan penggunaan handphone (HP) pun cukup tinggi. Dari bangun tidur sampai menjelang tidur, masyarakat di perkotaan hampir tak dapat lepas dari HP. Sementara di pedesaan walaupun belum semua mengenal komputer namun sebagian besar sudah mengenal Handphone. Hal ini menunjukkan pesatnya perkembangan dan pemanfaatan teknologi.

Dengan demikian, perkembangan teknologi telah mempengaruhi pola kehidupan masyarakat. Disamping itu, teknologi juga telah  mempengaruhi dan  membantu proses pendidikan, contohnya dengan adanya pembelajaran Bahasa Inggris online. Hal ini tentu akan sangat membantu guru maupun siswa  apabila penggunaan komputer dan handphone dioptimalkan dan tepat guna dalam proses pembelajaran di sekolah.

Namun, kemajuan teknologi khususnya komputer dan internet kurang sejalan dengan kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi tersebut. Masih terdapat guru yang belum mampu mengoperasikannya atau memanfaatkannya. Hal ini tentu menjadi kendala, yang pada umumnya disebabkan oleh ketiadaan perangkat komputer itu sendiri, ketiadaan jaringan internet, tidak ada listrik, tidak ada yang melatih bagaimana menggunakannya, kurang motivasi sehingga tidak mau berfikiran terbuka, kendala fisik/kesehatan dan lain sebagainya. Apabila kendala seperti ini tidak ditangani dengan baik, maka kemajuan teknologi tidak dapat dimanfaatkan dalam pendidikan serta kemungkinannya akan mengalami ketertinggalan informasi dan perkembangan ilmu pengetahuan sehingga siswa kurang dapat beradaptasi serta mengembangkan kemampuannya  di era globalisasi Ini.

Teknologi Pendidikan sebagai disiplin ilmu dengan titik beratnya adalah memudahkan/memfasilitasi  orang untuk  belajar, maka dalam hal ini  guru termasuk hal yang dipentingkan perannya yaitu salah satunya sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Dan karena TP ingin memudahkan/memfasilitasi manusia untuk belajar, maka banyak komponen  yang terkait untuk pelaksanaan tersebut, guru  bukan hanya harus mampu memanfaatkan teknologi komputer . 

Dari tahun ke tahun, rumusan tentang definisi Teknologi Pendidikan berkembang dan mengalami perbaikan, dimana bahasannya  selalu berkaitan dengan masalah belajar  dan membelajarkan manusia. 

Teknologi pendidikan sebagai suatu disiplin keilmuan, pada awalnya berkembang sebagai bidang kajian di Amerika Serikat. Jika kita berpegangan kepada konsep teknologi sebagai cara, maka awal perkembangan teknologi pendidikan dapat dikatakan telah ada sejak awal peradaban, dimana orang tua mendidik anaknya dengan cara memberikan pengalaman langsung serta dengan memanfaatkan lingkungan.

Ada beberapa pengertian teknologi pendidikan:

1.    Menurut Nasution (1987 : 20) Teknologi pendidikan adalah media yang lahir dari perkembangan alat informasi yang digunakan untuk tujuan pendidikan.    

2.    Teknologi Pendidikan adalah pengembangan, penerapan, dan penilaian sistem- sistem, teknik, dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia (Nasution, 1987 : 7)

3.    Teknologi pendidikan merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah mencari jalan pemecahanya, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia. (Miarso, 1986 : 1)

4.    Teknologi pendidikan merupakan suatu bidang garapan khusus yang berkepentingan mengatasi permasalahan belajar pada manusia, dengan memanfaatkan berbagai macam sumber insani dan non-insani dan menerapkan konsep sistem dalam usasha pemecahannya itu.

5.    Definisi awal Teknologi Pendidikan (1920), teknologi pendidikan dipandang sebagai media, media ini sebagai media pembelajaran visual yang berupa film, gambar, dan tampilan media ini menampilkan suatu mata pelajaran.

6.    Teknologi Pendidikan (1960) dipandang sebagai suatu cara untuk melihat masalah pendidikan dan menguji kemungkinan- kemungkinan solusi dari permasalahan tersebut.

7.    Teknologi pendidikan (1970) adalah suatu cara yang sistematis dalam mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi proses keseluruhan dari belajar dan pembelajaran dalam bentuk tujuan belajar yang spesifik.

8.    Menurut AECT (1972) Teknologi pendidikan adalah satu bidang atau disiplin dalam memfasilitasi belajar manusia melalui identifikasi, pengembangan, pengorgnasiasian dan pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar dan melalui pengelolaan proses kesemuanya itu.

9.    Menurut AECT (1977) Teknologi Pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia.

10.  Menurut AECT (2004) Teknologi pendidikan adalah studi dan praktek etis dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan, menggunakan/memanfaatkan, dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat. Jelas, tujuan utamanya masih tetap untuk memfasilitasi pembelajaran (agar efektif, efisien dan menarik) dan meningkatkan kinerja..  

Fred Percival dan Henry Ellington (1988 : 163) memperspektifkan potensi teknologi pendidikan dapat meramalkan apa yang akan terjadi dalam penerapan pendidikan di kelas kemudian hari (di masa depan), seperti:

“siswa akan lebih banyak menggunakan terminal komputer secara meluas, untuk tujuan memperoleh informasi dari berbagai media dengan program jarak jauh dan dari bank data untuk melakukan kalkulasi simuasi di laboratorium, latihan dan kreativitas kerja lainnya. Berbagai tugas atau pekerjaan rumah dan tugas bentuk esai akan dikerjakan dengan menggunakan word processors, disamping itu guru juga dapat menggunakannya untuk meneliti nilai dan catatan – catatan tambahan pada tugas siswa”

Berdasarkan perspektif tersebut, potensi tersebut kemungkinan besar akan memanfaatkan media teknologi dalam proses pembelajaran dengan harapan proses kegiatan pembelajaran lebih efektif dan peran guru secara global menjadi lebih efisien dalam pengajarannya.

Menurut Gusmaneli (2012 : 168 – 169) penerapan (masa depan) teknologi pendidikan dalam menerapkan teknologi untuk pendidikan masa depan mempunyai ciri yang menonjol, yaitu dengan menggunakan alat atau media. Media tidak terbatas oleh guru kelas saja. Melainkan dapat disiapkan oleh tim pengembang intruksional yang terdiri dari ahli – ahli dalam bidang yang bersangkutan (ahli bidang studi, ahli sistem intruksional, ahli media, dan sebagainya).

Menurut Gusmaneli (2012 : 170) penerapan masa depan teknologi pendidikan akan membawa dampak besar terhadap peranan guru, sebab guru bukanlah pemberi informasi yang utama (satu – satunya), melainkan lebih luas dan menyeluruh.

Gusmaneli juga menyatakan bahwa peran guru sudah mulai berjalan pada masa globalisasi ini. Hal ini didukung oleh Mulyasa (2009 : 35 – 64) dengan mengemukakan secara rinci peranan guru pada masa globalisasi terhadap masa depan teknologi pendidikan, antara lain:

  •  Sebagai Manager Belajar

Artinya, dapat merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengontrol kegiatan siswa belajar. Merencanakan kegiatan belajar siswa terutama menentukan tujuan belajar siswa, apa yang harus dilakukan siswa, sumber – sumber belajar mana yang mungkin. Mengorganisasikan kegiatan belajar artinya menentukan dan mengarahkan bagaimana siswa melakukan kegiatan, sehingga dapat mencapai tujuan belajar (lih. Gambar

Dalam hal ini,  guru juga berperan mendorong motivasi belajar siswa, mengoptimalisasikan sumber – sumber belajar dan mengatur lingkungan belajar siswa.

  • Sebagai Fasilitator Belajar

Artinya, memberikan kemudahan – kemudahan kepada siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya. Kemudahan tersebut dapat diupayakan dalam bentuk menyediakan sumber dan alat – alat belajar, alat peraga, menyediakan waktu yang cukup pada siswa yang memerlukannya, menunjukkan jalan keluar pemecahan masalah yang dihadapi siswa.

  • Sebagai Moderator

Artinya, sebagai pengatur arus kegiatan belajar siswa. Sebagai moderator, guru menampung persoalan yang diajukan oleh siswa dan mengembalikan lagi persoalan tersebut pada siswa lain untuk dijawab dan dipecahkan.

  • Sebagai Motivator Belajar

Artinya, sebagai pendorong agar siswa mau melakukan kegiatan belajar. Sebagai motivator guru harus menciptakan kondisi kelas yang merangsang siswa melakukan kegiatan belajar, baik kegiatan individual maupun kelompok.

  • Sebagai Evaluator

Artinya, sebagai penilai yang objektif. Sebagai evaluator, guru berkewajiban mengawasi, memantau proses belajar siswa, dan hasil – hasil belajar yang dicapainya. Disamping itu, guru berkewajiban melakukan upaya perbaikan proses belajar siswa, menunjukkan kelemahan siswa dengan cara memperbaikinya baik kepada siswa secara perorangan maupun kelompok.

  • Sebagai Tutor

Artinya, sewaktu – waktu dapat memberikan bantuan bagi siswa apakah memberi petunjuk atau informasi tentang pelaksanaan proses belajar. Hal ini sering berlaku pada pendidikan jarak jauh.

  •  Sebagai Seorang Organisator

Artinya, kegiatan belajar yang dibantu oleh kurikulum, tim intruksional, peneliti, teknisi dan lain- lain yang tidak langsung berintegrasi dengan siswa.

  • Sebagai Pembaharu (Inovator)

Artinya, guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu kedalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Prinsip modernisasi tidak hanya diwujudkan dalam bentuk buku – buku sebagai alat utama pendidikan. Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang  berharga kedalam istilah atau bahasa modern yang akan diterima oleh peserta didik.

  • Sebagai Pembangkit Pandangan

Artinya, dalam hal ini guru dituntut untuk memberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan kepada peserta didiknya. Mengemban fungsi ini guru harus terampil dalam berkomunikasi dengan peserta didik disegala umur, sehingga setiap langkah dari proses pendidikan yang dikelolanya dilaksanakan untuk menunjang fungsi ini.

  •  Sebagai Pekerja Rutin

Artinya,  guru bekerja dengan leterampilan dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin yang amat diperlukan dan sering kali memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak dikerjakan dengan baik, maka akan bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru pada semua peranannya. Disamping itu, jika kegiatan rutin tersebut tidak disukai bisa merusak dan mengubah sikap umumhya terhadap pembelajarn. Sebagai contoh, dalam setiap kegiatan pembelajaran, guru harus membua persiapan tertulis. Jika guru membenci atau tidak menyenangi tugas ini, maka akan merusak keefektifan pembelajaran.

 

Teknologi Pendidikan mengandung komponen-komponen Teori dan Praktek dalam Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan dan Penilaian Proses dan Sumber untuk Belajar dapat bersinergi dengan berbagai bidang. Dengan demikian Teknologi Pendidikan tentunya banyak berkiprah secara luas untuk memajukan sistem pendidikan di Indonesia melalui potensi-potensinya.

Ely (dalam Miarso, 2013 : 108 – 109)  mengemukakan, secara umum potensi –potensi teknologi pendidikan tersebut antara lain:

               

1.   Meningkatkan produktivitas pendidikan dengan jalan:

a. memperlaju penahapan belajar

  b. membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik

c.  mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat lebih banyak;

       membina dan mengembangkan kegairahan belajar anak;

2.   Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual, dengan jalan:

       a. mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional;

       b. memberikan kesempatan anak berkembang sesuai kemampuannya;

3.   Memberikan dasar pengajaran yang lebih ilmiah, dengan jalan:

       a. perencanaan program perencanaan yang lebih sistematik;

       b. pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi penelitian tentang perilaku;

4.   Lebih memantapkan pengajaran, dengan jalan:

       a. meningkatkan kapasitas manusia dengan berbagai media komunikasi;

       b. penyajian informasi dan data secara lebih konkret;

5.    Memungkinkan belajar secara lebih akrab karena dapat:

a. mengurangi jurang pemisah antara pelajaran di dalam dan di luar sekolah;

       b. memberikan pengetahuan tangan pertama (pengetahuan langsung);

6.   Memungkinkan penyajian pendidikan lebih luas dan merata, terutama dengan jalan:

       a. pemanfaatan bersama tenaga atau kejadian yang langka secara lebih luas;

       b. penyajian informasi menembus batas geografi.

 

Dengan demikian, agar aplikasi Teknologi Pendidikan sesuai harapan maka dibutuhkan peningkatan kinerja diantaranya melalui pelatihan, seminar, workshop, coaching, simulasi dan lain-lain, sehingga :

  • Guru mampu mengorganisasikan kegiatan belajar siswa dengan cara yang sistematik dan efektif dengan menggunakan berbagai teknik belajar yang tepat dan baik, sebaik mereka menggunakan pembelajaran satu arah/ konvensional dalam mengajar. Dengan kata lain mereka diharapkan mengerti dan cakap dalam memahami prinsip dan penerapan teknologi Pendidikan (Fred Percival & Henry Ellington, 1988 : 164).
  •  Guru mampu melatih dan membiasakan dirinya dalam mengaplikasikan pembelajaran melalui teknologi disertai dengan teknik belajar yang tepat dan inovatif serta perlunya merubah paradigma pembelajaran kearah menyeluruh.
  • Karena masa depan teknologi pendidikan dalam menerapkan teknologi adalah dengan menggunakan alat atau media yang tidak terbatas pada guru kelas saja, melainkan dapat juga disiapkan oleh tim pengembang intruksional yang terdiri dari ahli – ahli dalam bidang  yang bersangkutan untuk mencapai tujuan belajar serta adanya perubahan peran guru.

 

 REFERENSI

Gusmaneli. 2012. Dampak Teknologi Pendidikan Terhadap Peranan Guru Di Masa Depan.Jurnal Al-Ta’lim,(Online), Vol.1, No.12, (http://download.portalgaruda.org/article.php?article=157724&val=5952&title=DAMPAK%20TEKNOLOGI%20PENDIDIKAN%20TERHADAP%20PERANAN%20GURU%20DI%20MASA%20DEPAN)

Miarso, Yusufhadi.2013.Menyemai Benih Teknologi Pendidikan.Jakarta: Kencana

Muhammad, Ahmad. 2015. Potensi Teknologi Pendidikan Untuk Masa Depan, (Online), (http://tekpensidrap.blogspot.co.id/2015/05/potensi-teknologi-pendidikan-untuk-masa.html)

 



 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENILAIAN AUTENTIK

KONSEP DAN PENERAPAN DESAIN INSTRUKSIONAL

PENERAPAN DISAIN INSTRUKSIONAL Model ADDIE