Bobbi DePorter



QUANTUM TEACHING  DAN QUANTUM LEARNING  
BOBBI DePORTER

A.      Pendahuluan
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa: "Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Upaya pembaharuan pendidikan sebagaimana yang tertuang di dalam Undang-Undang
Dalam seluruh proses pendidikan di sekolah, kegiatan  pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai pembelajar. Belajar merupakan proses dari pada perkembangan hidup manusia. Menurut Gage (dalam Dahar, 2011: 11), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana satu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Sementara Whittaker (dalam Djamarah, 2011:12) merumuskan bahwa belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.  Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Tingkat keberhasilan pendidikan tidak terlepas dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan individu, sehingga tingkah lakunya berkembang. Sehingga belajar merupakan suatu kebutuhan dasar manusia.
Pendidikan pada awalnya berpusat kepada guru  sebagai  satu-satunya nara sumber atau sumber belajar, dan siswa hanya duduk mendengarkan serta  menerima semua yang disampaikan oleh guru.  Bila guru tidak ada maka kegiatan belajar tidak berlangsung.  Sistem ini  kemudian disebut sebagai pendidikan tradisional, dimana dalam sistem ini juga kegiatan menekankan pada pencapaian penyampaian materi/isi pelajaran tanpa memperhatikan kondisi siswa. Hal ini menyebabkan sebagian besar siswa terutama yang memiliki kemampuan dan minat belajar rendah merasa jenuh dan  bosan dalam mengikuti pelajaran. Proses belajar di sekolah  menjadi momok bagi para siswa, sehingga belajar dipandang sebagai sesuatu yang kurang menyenangkan, menimbulkan rasa takut, cemas dan lelah. Hal ini tentu dapat  menyebabkan kurang berkembangnya potensi siswa.
Untuk itu dibutuhkan perubahan dalam pendekatan belajar, dimana dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk bisa menciptakan situasi dan kondisi pembelajaran yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat  tercapai dengan efektif, efisien dan menyenangkan. Salah satu pendekatan belajar yang dapat menciptakan hal tersebut adalah pendekatan Quantum Learning yang merupakan buah pemikiran Bobbi DePorter.
Dalam makalah ini akan dipaparkan panduan dari pembelajaran Quantum Teaching dan Quantum Learning.. Oleh karena itu, judul pada makalah ini adalah "Quantum Teaching dan Quantum Learning" .
isi  makalah ini secara keseluruhan merujuk kepada buku beliau yang ditulis bersama Mike Hernacki. Buku yang diterjemahkan oleh Alwiyah Abdurrahman pada  2001 dengan judul Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan.

B.      Riwayat Singkat Bobbi De Porter
Bobbi DePorter, tinggal dan bekerja di Oceanside, California bersama suaminya Joe Chapon dan dua orang anaknya yang sedang beranjak dewasa. Perjalanan karier Bobbi DePorter diawali dari bisnis di bidang Real Estate dan Investment. Bidang ini membawanya tidak hanya menjadi seorang mitra junior dalam bidangnya tetapi juga menjadikan Bobbi seorang jutawan hingga ia bisa mendirikan sebuah sekolah bisnis Burklyn Business School. Bobbi menawarkan program belajar 6 minggu kepada mahasiswanya untuk menjadi seorang pebisnis, dimana sekolah-sekolah lain yang setara dengan sekolah yang didirikannya mengembangkan program tersebut dalam kurun waktu 2 tahun.
Namun jalan tidak selamanya mulus, Bobbi mengalami hal buruk dalam investasinya sehingga menyebabkan Ia hampir bangkrut. Namun kegagalan ini membuatnya bangkit, dan berusaha mencari jalan lain untuk menjadi sukses hingga pada suatu hari ia mendengar tentang seorang pendidik asal Bulgaria, Dr. Georgi Lozanov yang dikenal sebagai  Bapak konsep belajar cepat (accelerated learning) yang memiliki teknik belajar yang tidak biasa, yang disebut suggestology (suggestopedia). Teknik ini dipelajari Lozanov ketika ia berkunjung ke sebuah rumah sakit, dimana tingkat kesembuhan pasiennya cukup tinggi. Ketika dia sampai disana, ia mendengarkan alunan musik dari setiap sudut ruangan yang ada di rumah sakit tersebut, musik ini bertujuan untuk memberikan sugesti atau pengaruh kepada pasien agar semangat sembuh dari sakit akan timbul dari dalam hati dan pikiran pasien, dan Lozanov mulai menerapkan hal ini di kelas-kelasnya ketika Ia mengajar. Tidak hanya menggunakan musik, Lozanov juga menggunakan banyak poster bertuliskan kalimat-kalimat positif yang ditempelkan di kelasnya, ia merancang kelas senyaman mungkin, dan terus mendorong siswanya agar lebih aktif dan interaktif, dan usaha Lozanov tidak sia-sia, siswanya mengalami banyak kemajuan. Melalui eksperimen ini, Bobbi belajar banyak dari Lozanov, dan ia mulai menerapkan hal ini di sekolahnya.
Bobbi mulai mengorkestrasikan hal-hal yang ia pelajari dari Lozanov hingga menjadi sebuah metode yang disebut Quantum Learning pada sekolah bisnisnya. Lambat laun Bobbi tidak hanya menerapkan Quantum Learning pada sekolahnya, pada tahun 1982 Bobbi membentuk sebuah program bagi remaja guna memotivasi mereka yang diberi nama Super Camp dan membentuk Learning Forum yang telah membantu 25.000 siswa untuk belajar kembali cara belajar dan cara menjalani hidup dengan penuh motivasi dan energi yang positif.
Kesuksesan Super Camp mulai didengar oleh khalayak ramai, sehingga undangan datang dari berbagai sekolah dan daerah untuk mengadakan kursus tersebut, melatih para guru untuk menggunakan metode ini yang biasa disebut dengan Quantum Teaching.
C.      Karya Tulis Bobbi dePorter
Bobbi juga sudah menulis banyak buku yang telah diterjemahkan ke dalam 7 bahasa yang ada di dunia. Beberapa judul buku yang telah ditulis Bobbi adalah:
1.       The 8 Keys of Excellence: Principles to Live
2.       The Seven Biggest Teen Problems and how to turn them into Strengths
3.       Quantum Learning: Unleashing the Genius in You
4.       Quantum Teaching: Orchestrating Student Success
5.       Quantum Success: 8 Keys to Shift Your Energy into Dynamic Focus
6.       Quantum Business: Achieving Success Through Quantum Learning
7.       The Quantum Upgrade Series

D.      Pemikiran Bobbi De Porter
Semenjak tahun 1982 DePorter mematangkan dan mengembangkan gagasan pembelajaran di Super Camp, sebuah lembaga pembelajaran yang terletak di Kirkwood Meadows, Negara Bagian California, Amerika Serikat. Super Camp sendiri didirikan atau dilahirkan oleh Learning Forum, sebuah perusahahan yang memusatkan perhatian pada hal-ihwal pembelajaran guna pengembanga potensi diri manusia. Dengan dibantu oleh teman-temannya, terutama Eric Jansen, Greg Simmons, Mike Hernacki, Mark Reardon, dan Sarah Singer Nourie, DePorter secara terprogram dan terencana mengujicobakan gagasan-gagasan pembelajaran kepada para remaja di Super Camp selama tahun-tahun awal dasawarsa 1980an.
Konsep itu sukses diterapkan.  Dilakukan sebuah penelitian untuk disertasi doktroral pada 1991, yang melibatkan sekitar 6.042 responden. Dari penelitian itu, Super Camp berhasil mendongkrak potensi psikis siswa. Antara lain peningkatan motivasi 80%, nilai belajar 73% , meningkatkan harga diri 84% dan melanjutkan penggunaan keterampilan 98%. Persamaan Quantum Teaching ini diibaratkan mengikuti konsep Fisika Quantum yaitu:
E = mc2
E = Energi (antusiasme, efektivitas belajar-mengajar,semangat)
M = massa (semua individu yang terlibat, situasi, materi, fisik)
c = interaksi (hubungan yang tercipta di kelas)
Berdasarkan persamaan ini dapat dipahami, interaksi serta proses pembelajaran yang tercipta akan berpengaruh besar sekali terhadap efektivitas dan antusiasme belajar pada peserta didik.

Kemudian gagasan tersebut merambah ke berbagai tempat dan bidang kegiatan manusia, mulai lingkungan pengasuhan di rumah (parenting), lingkungan bisnis, lingkungan perusahaan, sampai dengan lingkungan kelas (sekolah). Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya pembelajaran tidak hanya diperuntukkan bagi pengajaran di sekolah.
Konsep pendekatan pembelajaran yang dikembangkan, dimatangkan, dan diujicobakan tersebut selanjutnya dirumuskan, dikemukakan, dan dituliskan secara utuh dan lengkap dalam buku Quantum Learning bersama Mike Hernacky.  Mike Hernacki adalah  seorang mantan guru dan pengacara. Ia menjadi penulis lepas sejak 1979.  Hal yang menarik dari temuan dePorter selain metode adalah kepraktisan. Didalam bukunya terdapat beberapa teknik meningkatkan kemampuan diri.  De porter dengan jeli merivisi dan merangkaikan dengan potensi-potensi manusia lain sehingga metodenya menjadi mudah diterapkan.
Kata Quantum sendiri berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.  Jadi Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas.
1.    Quantum Teaching dan Quantum Learning
Quantum Teaching dan Quantum Learning merupakan model pembelajaran yang sama-sama dikemas Bobbi DePorter yang diilhami dari konsep kepramukaan, sugestopedia, dan belajar melalui berbuat. Quantum Teaching diarahkan untuk proses pembelajaran guru saat berada di kelas, berhadapan dengan siswa, merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasinya. Pola Teaching terangkum dalam konsep TANDUR, yakni Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.
Dalam Quantum Teaching, guru sangat diharapkan sebagai aktor yang mampu memainkan berbagai gaya belajar anak, mengorkestrakan kelas, menghipnotis kelas dengan daya tarik, dan menguatkan konsep ke dalam diri anak. Prinsipnya, bawalah dunia guru ke dunia siswa dan ajaklah siswa ke dunia guru. Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran dengan Quantum Teaching tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa. Tetapi lebih jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar. Dalam Quantum Teaching juga, tidak ada siswa yang bodoh, yang ada adalah siswa yang belum berkembang karena titik sentuhnya belum cocok dengan titik sentuh yang diberikan guru. Berarti, guru perlu penyesuaian sesuai dengan kondisi siswa dengan berpedoman pada segalanya bertujuan, segalanya berbicara, mengalami sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, dan rayakan.
Dengan Quantum Teaching kita dapat mengajar dengan memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada fungsinya masing-masing. Penelitian di Universitas California mengungkapkan bahwa masing-masing otak tersebut mengendalikan aktivitas intelektual yang berbeda. Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan hal lain yang memerlukan pemikiran rasional, beralasan dengan pertimbangan yang deduktif dan analitis. Bagian otak ini yang digunakan berpikir mengenai hal-hal yang bersifat matematis dan ilmiah. Kita dapat memfokuskan diri pada garis dan rumus, dengan mengabaikan kepelikan tentang warna dan irama.
Otak kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh imajinasi. Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang memerlukan kreativitas, orisinalitas, daya cipta dan bakat artistik. Pemikiran otak kanan lebih santai, kurang terikat oleh parameter ilmiah dan matematis. Kita dapat melibatkan diri dengan segala rupa dan bentuk, warna-warni dan kelembutan, dan mengabaikan segala ukuran dan dimensi yang mengikat.
Sementara itu, Quantum Learning merupakan konsep untuk pembelajar agar dapat menyerap fakta, konsep, prosedur, dan prinsip sebuah ilmu dengan cara cepat, menyenangkan, dan berkesan. Pola Learning terangkum dalam konsep AMBAK yakni Apa Manfaatnya Bagiku.
Quantum Learning merupakan strategi belajar yang bisa digunakan oleh siapa saja selain sisiwa dan guru karena memberikan gambaran untuk mendalami apa saja dengan cara mantap dan berkesan. Caranya, seorang pembelajar harus mengetahui terlebih dahulu gaya belajar, gaya berpikir, dan situasi dirinya. Dengan begitu, pembelajar akan dengan cepat mendalami sesuatu. Banyak orang yang telah merasakan hasilnya setelah mengkaji sesuatu dengan cara Quantum Learning. Segalanya dapat dengan mudah, cepat, dan mantap dikaji dan didalami dengan suasana yang menyenangkan

Prinsip dari Quantum Teaching, yaitu:
a.       Segalanya berbicara, lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan pelajaran semuanya menyampaikan pesan tentang belajar.
b.       Segalanya bertujuan, siswa diberi tahu apa tujuan mereka mempelajari materi yang kita ajarkan.
c.       Pengalaman sebelum konsep, dari pengalaman guru dan siswa diperoleh banyak konsep.
d.       Akui setiap usaha, menghargai usaha siswa sekecil apa pun.
e.       Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan, kita harus memberi pujian pada siswa yang terlibat aktif pada pelajaran kita. Misalnya saja dengan memberi tepuk tangan, berkata: bagus!, baik!, dll.

Kerangka Rancangan Belajar Quantum Teaching yang dikenal sebagai TANDUR:
a.       TUMBUHKAN. Tumbuhkan minat dengan memuaskan "Apakah Manfaat Bagiku " (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan pelajar.
b.       ALAMI. Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar.
c.       NAMAI. Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi sebuah "masukan".
d.       DEMONSTRASIKAN. Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk ‘menunjukkan bahwa mereka tahu".
e.       ULANGI. Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan , "Aku tahu dan memang tahu ini".
f.        RAYAKAN. Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan

Prinsip dapat berarti:
a.    Aturan aksi atau perbuatan yang diterima atau dikenal
b.   Sebuah hukum, aksioma, atau doktrin fundamental. Pembelajaran juga dibangun di atas aturan aksi, hukum, aksioma, dan atau doktrin fundamental mengenai dengan pembelajaran dan pembelajar. Setidak-tidaknya ada tiga macam prinsip utama yang membangun sosok pembelajaran . Ketiga prinsip utama yang dimaksud sebagai berikut:
1). Prinsip utama pembelajaran berbunyi: Bawalah Dunia Mereka (Pembelajar) ke dalam Dunia Kita (Pengajar), dan Antarkan Dunia Kita (Pengajar) ke dalam Dunia Mereka (Pembelajar). Setiap bentuk interaksi dengan pembelajar, setiap rancangan kurikulum, dan setiap metode pembelajaran harus dibangun di atas prinsip utama tersebut. Prinsip tersebut menuntut pengajar untuk memasuki dunia pembelajar sebagai langkah pertama pembelajaran selain juga mengharuskan pengajar untuk membangun jembatan otentik memasuki kehidupan pembelajar. Untuk itu, pengajar dapat memanfaatkan pengalaman-pengalaman yang dimiliki pembelajar sebagai titik tolaknya. Dengan jalan ini pengajar akan mudah membelajarkan pembelajar baik dalam bentuk memimpin, mendampingi, dan memudahkan pembelajar menuju kesadaran dan ilmu yang lebih luas. Jika hal tersebut dapat dilaksanakan, maka baik pembelajar maupun pembelajar akan memperoleh pemahaman baru. Di samping berarti dunia pembelajar diperluas, hal ini juga berarti dunia pengajar diperluas. Di sinilah Dunia Kita menjadi dunia bersama pengajar dan pembelajar. Inilah dinamika pembelajaran manusia selaku pembelajar.
2). Dalam pembelajaran juga berlaku prinsip bahwa proses pembelajaran merupakan permainan orkestra simfoni. Selain memiliki lagu atau partitur, pemainan simfoni ini memiliki struktur dasar chord. Struktur dasar chord ini dapat disebut prinsip-prinsip dasar pembelajaran . Prinsip-prinsip dasar ini ada lima macam berikut ini.
a). Ketahuilah bahwa Segalanya Berbicara Dalam pembelajaran quantum, segala sesuatu mulai lingkungan pembelajaran sampai dengan bahasa tubuh pengajar, penataan ruang sampai sikap guru, mulai kertas yang dibagikan oleh pengajar sampai dengan rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang pembelajaran.
b). Ketahuilah bahwa Segalanya Betujuan Semua yang terjadi dalam proses pengubahan energi menjadi cahaya mempunyai tujuan. Tidak ada kejadian yang tidak bertujuan. Baik pembelajar maupun pengajar harus menyadari bahwa kejadian yang dibuatnya selalu bertujuan.
c). Sadarilah bahwa Pengalaman Mendahului Penamaan Proses pembelajaan paling baik terjadi ketika pembelajar telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari. Dikatakan demikian karena otak manusia berkembang pesat dengan adanya stimulan yang kompleks, yang selanjutnya akan menggerakkan rasa ingin tahu.
d). Akuilah Setiap Usaha yang Dilakukan dalam Pembelajaran Pembelajaran atau belajar selalu mengandung risiko besar. Dikatakan demikian karena pembelajaran berarti melangkah keluar dari kenyamanan dan kemapanan di samping berarti membongkar pengetahuan sebelumnya. Pada waktu pembelajar melakukan langkah keluar ini, mereka patut memperoleh pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Bahkan sekalipun mereka berbuat kesalahan, perlu diberi pengakuan atas usaha yang mereka lakukan.
e). Sadarilah bahwa Sesuatu yang Layak Dipelajari Layak Pula Dirayakan Segala sesuatu yang layak dipelajari oleh pembelajar sudah pasti layak pula dirayakan keberhasilannya. Perayaaan atas apa yang telah dipelajari dapat memberikan balikan mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan pembelajaran.
c.   Dalam pembelajaran juga berlaku prinsip bahwa pembelajaran harus berdampak bagi terbentuknya keunggulan. Dengan kata lain, pembelajaran perlu diartikan sebagai pembentukan keunggulan. Oleh karena itu, keunggulan ini bahkan telah dipandang sebagai jantung fondasi pembelajaran .

2.   Belajar dengan Model Quantum Learning
Teori yang dikemukakan dalam buku Quantum learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk semua umur. Prinsipnya adalah sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar dan setiap detil apapun memberikan sugesti positif ataupun negatif. Beberapa teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti positif adalah mendudukan murid secara nyaman, memasang musik latar didalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi dan menyediakan guru-guru yang terlatih dengan baik dalam seni pengajaran sugestif. 
Dalam model Quantum Learning agar dapat berjalan dengan benar, berikut  ini hal-hal yang harus dianut oleh siswa dan guru :
a.   Setiap orang adalah guru dan sekaligus murid sehingga bisa saling berfungsi sebagai fasilitator.
b.   Bagi kebanyakan orang belajar akan sangat efektif jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan, lingkungan dan suasana yang tidak terlalu formal, penataan duduk setengah melingkar tanpa meja, penataan sinar atau cahaya yang baik sehingga peserta merasa santai dan relak.
c.   Setiap orang mempunyai gaya belajar, bekerja dan berpikir yang unik dan berbeda yang merupakan pembawaan alamiah sehingga kita tidak perlu merubahnya dengan demikian perasaan nyaman dan positif akan terbentuk dalam menerima informasi atau materi yang diberikan oleh fasilitator.
d.   Modul pelajaran tidak harus rumit tapi harus dapat disajikan dalam bentuk sederhana dan lebih banyak suatu kasus nyata atau aplikasi langsung.

Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP) yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi.Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan prilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahun NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan positif yang merupakan faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif.  Semua ini dapat menunjukan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang, dan menciptakan pegangan dari saat-saat keberhasilan yang meyakinkan.
Quantum learning didefinisikan sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Rumus yang terkenal dalam fisika quantum adalah Massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan Energi. Tubuh kita secara fisik adalah materi.  Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya, interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya. Quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode penulis sendiri. Termasuk diantaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan strategi belajar lain, seperti :
a.       Teori otak kanan/kiri
b.       Teori otak trinue (3 in one)
c.       Pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestetik)
d.       Teori kecerdasan ganda
e.       Pendidikan holistik (menyeluruh)
f.         Belajar berdasarkan pengalaman
g.       Belajar dengan simbol (Metaphoric learning)
h.       Simulasi atau permainan
Faktor-faktor yang mempengaruhi cara belajar pada metode quantum Learning adalah
a.       Lingkungan
1).
  Positif
2).   Aman
3).   Penjelajahan(exploratory)
4).   Menggembirakan
b.       Fisik
c.       Gerakan dan terobosan
d.       Perubahan-perubahan permainan
e.       Fisiologi dan estafet
f.        Suasana
g.       Nyaman dan cukup penerangan
h.       Enak dipandang
i.         Ada musik

Sumber-sumber yang dijadikan acuan adalah :
a.       Interaksi yaitu pengetahuan, pengalaman, hubungan dan inspirasi
b.       Metode yaitu dengan mencontoh, permainan,simulasi, dan simbol.
c.       Belajar dengan cara mempelajari keterampilan yaitu dengan cara menghafal, membaca, menulis, mencatat, kreativitas, cara belajar, komunikasi, dan hubungan.

Menyiapkan lingkungan belajar yang tepat, dengan cara:
a.       Menciptakan suasana yang nyaman dan santai
b.       Menggunakan musik supaya terasa santai, terjaga, dan siap untuk berkonsentrasi
c.       Menciptakan dan sesuaikan suasana hati dengan berbagai jenis musil
d.       menggunakan pengingat-pengingat visual untuk mempertahankan sifat positif
e.       Berinteraksi dengan lingkungan untuk menjadi pelajar yang baik

 Modalitas belajar dalam Quantum Leaning mencakup :
a.       Visual yaitu belajar dengan cara melihat
b.       Auditorial yaitu belajar dengan cara mendengar
c.       Kinestik yaitu belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh.

Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan posistif – faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang.
Beberapa hal yang penting dicatat dalam quantum learning adalah sebagai berikut:
Para siswa dikenali tentang “kekuatan pikiran” yang tak terbatas. Ditegaskan bahwa otak manusia mempunyai potensi yang sama dengan yang dimilliki oleh Albert Einstein. Selain itu, dipaparkan tentang bukti fisik dan ilmiah yang memberikan bagaimana proses otak itu bekerja. Melalui hasil penelitian Global Learning, dikenalkan bahwa proses belajar itu mirip bekerjanya otak seorang anak 6-7 tahun yang seperti spons menyerap berbagai fakta, sifat-sifat fisik, dan kerumitan bahasa yang kacau dengan “cara yang menyenangkan dan bebas stres”. Bagaimana faktor-faktor umpan balik dan rangsangan dari lingkungan telah menciptakan kondisi yang sempurna untuk belajar apa saja.
Hal ini menegaskan bahwa kegagalan dalam belajar, bukan merupakan rintangan. Keyakinan untuk terus berusaha merupakan alat pendamping dan pendorong bagi keberhasilan dalam proses belajar. Setiap keberhasilan perlu diakhiri dengan “kegembiraan dan tepukan.
Berdasarkan penjelasan mengenai apa dan bagaimana unsur-unsur dan struktur otak manusia bekerja, dibuat model pembelajaran yang dapat mendorong peningkatan kecerdasan linguistik, matematika, visual/spasial, kinestetik/perasa, musikal, interpersonal, intarpersonal, dan intuisi. Bagaimana mengembangkan fungsi motor sensorik (melalui kontak langsung dengan lingkungan), sistem emosional-kognitif (melalui bermain, meniru, dan pembacaan cerita), dan kecerdasan yang lebih tinggi (melalui perawatan yang benar dan pengondisian emosional yang sehat). Bagaimana memanfaatkan cara berpikir dua belahan otak “kiri dan kanan”. Proses berpikir otak kiri (yang bersifat logis, sekuensial, linear dan rasional), misalnya, dikenakan dengan proses pembelajaran melalui tugas-tugas teratur yang bersifat ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detil dan fakta, fonetik, serta simbolisme. Proses berpikir otak kanan (yang bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik), dikenakan dengan proses pembelajaran yang terkait dengan pengetahuan nonverbal (seperti perasaan dan emosi), kesadaran akan perasaan tertentu (merasakan kehadiran orang atau suatu benda), kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreatifitas dan visualisasi. Semua itu, pada akhirnya, tertuju pada proses belajar yang menargetkan tumbuhnya “emosi positif, kekuatan otak, keberhasilan, dan kehormatan diri.” Keempat unsur ini bila digambarkan saling terkait. Dari kehormatan diri, misalnya, terdorong emosi positif yang mengembangkan kekuatan otak, dan menghasilkan keberhasilan, lalu (balik lagi) kepada penciptaan kehormatan diri.
Setelah metode Quantum Learning diterapkan dalam sistem pengajaran di Super Camp ternyata memperoleh hasil yang memuaskan, contohnya para siswa yang mempunyai Indeks Prestasi 1,9 atau lebih rendah rata-rata mendapatkan peningkatan satu point. Hal ini membuktikan bahwa metode Quantum Learning telah diuji dan terbukti efektif selama lebih dari sepuluh tahun penerapannya. Tantangan-tantangan fisik misalnya kekuatan berjalan, suatu olahraga yang sangat menegangkan, dan mematahkan papan digunakan sebagai metafora untuk mempelajari terobosan-terobosan belajar. Quantum Learning mencakup bidang dan keterampilan seperti bersikap positif, termotivasi, menemukan cara belajar, menciptakan lingkungan belajar yang sempurna, membaca dengan cepat, membuat catatan yang efektif, mempelajari teknik menulis yang canggih, berfikir kreatif dan mengembangkan hafalan yang menakjubkan. Kebanyakan orang akan setuju bahwa masyarakat barat berada dalam perubahan cepat dalam bidang teknologi. Disepanjang menuju kemajuan itu banyak terdapat dilema global yang harus dipecahkan dan dalam diri kita masing-masing terdapat kemampuan untuk mencapai terobosan-terobosan mental menuju keberhasilan.
Karakteristik dari Quantum Learning :
a.       Pembelajaran quantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika quantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep quantum dipakai.
b.       Pembelajaran quantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris, “hewan-istis”, dan atau nativistis.
c.       Pembelajaran quantum lebih bersifat konstruktivis(tis), bukan positivistis-empiris, behavioristis, dan atau maturasionistis.
d.       Pembelajaran quantum berupaya memadukan (mengintegrasikan), menyinergikan, dan mengkolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks pembelajaran.
e.       Pembelajaran quantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekadar transaksi makna.
f.        Pembelajaran quantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
g.       Pembelajaran quantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.
h.       Pembelajaran quantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran.
i.         Pembelajaran quantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang menggairahkan atau mendukung, dan rancangan belajar yang dinamis.
j.         Pembelajaran quantum memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan (dalam) hidup, dan prestasi fisikal atau material.
k.       Pembelajaran quantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran.
l.         Pembelajaran quantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban.
m.     Pembelajaran quantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran


Tujuan Pembelajaran Quantum Learning :
a.       Untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
b.       Untuk menciptakan proses belajar yang menyenangkan.
c.       Untuk menyesuaikan kemampuan otak dengan apa yang dibutuhkan oleh otak.
d.       Untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karir.
e.       Untuk membantu mempercepat dalam pembelajaran

Keunggulan dan kelemahan metode quantum learning :
Keunggulan dan kelemahan dari pembelajaran kauntum (quantum learning) yaitu sebagai berikut:
Keunggulan :
a.       Pembelajaran quantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika quantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep quantum dipakai.
b.       Pembelajaran quantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris, “hewan-istis”, dan atau nativistis.
c.       Pembelajaran quantum lebih konstruktivis(tis), bukan positivistis-empiris, behavioristis.
d.       Pembelajaran quantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna.
e.       Pembelajaran quantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
f.        Pembelajaran quantum sangat menentukan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.
g.       Pembelajaran quantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran.
h.       Pembelajaran quantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran.
i.         Pembelajaran quantum memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan (dalam) hidup, dan prestasi fisikal atau material.
j.         Pembelajaran quantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran.
k.       Pembelajaran quantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban.
l.         Pembelajaran quantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran.

Kelemahan :
a.       Membutuhkan pengalaman yang nyata
b.       Waktu yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar
c.       Kesulitan mengidentifikasi keterampilan siswa

Selain membahas mengenai prinsip model pembelajaran quantum learning, Bobbi DePorter & Mike Hernacki  juga berpendapat mengenai 7 (tujuh)  kunci keunggulan yang diyakini dalam pembelajaran quantum yaitu sebagai berikut:
a.       Teraplah Hidup dalam Integritas
Dalam pembelajaran, bersikaplah apa adanya, tulus, dan menyeluruh yang lahir ketika nilai-nilai dan perilaku kita menyatu.
b.       Akuilah Kegagalan Dapat Membawa Kesuksesan
Dalam pembelajaran, kita harus mengerti dan mengakui bahwa kesalahan atau kegagalan dapat memberikan informasi kepada kita yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut sehingga kita dapat berhasil.
c.       Berbicaralah dengan Niat Baik
Dalam pembelajan, perlu dikembangkan keterampilan berbicara dalam arti positif dan bertanggung jawab atas komunikasi yang jujur dan langsung.
d.       Tegaskanlah Komitmen
Dalam pembelajaran, baik pengajar maupun pembelajar harus mengikuti visi-misi tanpa ragu-ragu, tetap pada rel yang telah ditetapkan.
e.       Jadilah Pemilik
Dalam pembelajaran harus ada tanggung jawab. Tanpa tanggung jawab tidak mungkin terjadi pembelajaran yang bermakna dan bermutu.
f.        Tetaplah Lentur
Dalam pembelajaran, pertahanan kemampuan untuk mengubah yang sedang dilakukan untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Pembelajar lebih-lebih , harus pandai-pandai membaca lingkungan dan suasana, dan harus pandai-pandai mengubah lingkungan dan suasana bilamana diperlukan.
g.       Pertahankanlah Keseimbangan
Dalam pembelajaran, pertahanan jiwa, tubuh, emosi, dan semangat dalam satu kesatuan dan kesejajaran agar proses dan hasil pembelajaran efektif dan optimal.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari pembelajaran Quantum  learning  diantaranya:
a.       Sikap positif
b.       Motivasi
c.       Keterampilan belajar seumur hidup
d.       Kepercayaan diri
e.       Sukses

Sintaks Model Pembelajaran Quantum Learning
Sintaks atau langkah model pembelajaran quantum (quantum learning) yang dikenal dengan sebutan TANDUR  adalah sebagai berikut :
a.       Tumbuhkan
Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaatnya BagiKu” (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan belajar.
b.       Alami
Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar.
c.       Namai
Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, sebuah “masukan”.
d.       Demonstrasikan
Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk “menunjukkan bahwa mereka tahu”.
e.       Ulangi
Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan, “Aku tahu bahwa aku memang tahu ini”.
f.        Rayakan
Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan.
Perayaan dalam pembelajaran quantum sangat diutamakan atau sangat penting. Perayaan dapat membangun keinginan untuk sukses dalam pembelajaran. Menurut Bobbi DePorter,et al., (2004:31-34), terdapat beberapa bentuk perayaan menyenangkan yang biasa digunakan yaitu:
1)      Tepuk Tangan
Teknik ini terbukti tidak pernahh gagal memberikan inspirasi.
2)      Hore! Hore! Hore!
Cara ini sangat mengasyikkan jika dilakukan “bergelombang” ke seluruh ruangan. Caranya adalah guru memberikan aba-aba, semua orang atau siswa melompat berdiri dan berteriak senyaring mungkin, “Hore, Hore, Hore!” sambil mengayunkan tangan ke depan dank e atas.
3)      Wussss
Jika diberi aba-aba, semua orang bertepuk tangan tiga kali secara serentak, lalu mengirimkan segenap energi positif mereka kepada orang yang dituju. Cara melakukannya adalah setelah bertepuk, tangan mendorong kea rah orang tersebut sambil berteriak “Wusssss”.
4)      Jentikan Jari
Jika guru atau pengajar memerlukan pengakuan yang tenang, daripada tepuk tangan, gunakan jentikan jari berkesiinambungan.
5)      Poster Umum
Mengakui individu atau seluruh kelas, misalnya “Kelas Enam The Best!.
6)      Catatan Pribadi
Sampaikan kepada siswa secara perseorangan untuk mengakui usaha keras, sumbangan pada kelas, perilaku atau tindakan yang baik hati.
7)      Persekongkolan
Mengakui seseorang secara tak terduga. Misalnya seluruh kelas dapat bersekongkol untuk mengakui kelas lain dengan cara memasang poster positif (atau surat) misterius yang bertuliskan hal-hal seperti “Kelas VI hebat lho!” atau “Selsangat Menempuh Ujian hari Ini!”.
8)      Kejutan
Kejutan harus terjadi secara acak. Kejutan bukan merupakan hadiah yang diharapkan oleh siswa. Jadikan kejutan tetap sebagai kejutan!.
9)      Pengakuan Kekuatan
Lakukan jika menginginkan orang mendapatkan pengakuan, setelah mereka saling mengenal dengan baik. Cara melakukan adalah atur siswa untuk duduk membentuk tapak kuda, dengan satu kursi (kursi jempol) di bagian terbuka tapal. Setiap orang bergiliran menduduki kursi jempol. Siswa pada kursi jempol tersebut duduk diam sambil mendengarkan dan memperhatikan. Setiap siswa dalam tapal mengakui kekuatan istimewa atau sifat-sifat baik dari siswa yang duduk di kursi jempol. Guru dapat memberikan contoh hingga murid-murid tahu cara melanjutkannya.




Daftar Pustaka

Dahar, Ratna Wilis. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran,  Jakarta: Erlangga
Djamarah. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
DePorter, Bobbi and Mike Hernacki. (2001). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Penerjemah: Alwiyah Abdurrahman. Bandung: Penerbit Kaifa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSEP DAN PENERAPAN DESAIN INSTRUKSIONAL

PENILAIAN AUTENTIK

PENERAPAN DISAIN INSTRUKSIONAL Model ADDIE